Banjir kembali menerjang sejumlah daerah, salah satunya Kota Semarang, Jawa Tengah. Ada sebagian mobil yang terendam banjir sampai atap. Kalau sudah kondisi ini, apakah mobil masih bisa diselamatkan? Kepala Bengkel Honda Gajah Mada Semarang Nanang mengatakan, kemungkinan untuk mobil yang terendam banjir untuk selamat tetap ada. Masalah utama yang berbahaya saat mobil terendam adalah sistem kelistrikan yang aktif. “Korsleting yang paling berisiko. Tapi, saat mobil terendam di jalan raya, bisa juga mengalami water hammer. Mesin, dan elektrikal bisa rusak berat,”
Nanang mengatakan, paling parah adalah terjadi water hammer dan kelistrikan yang bermasalah. Kasus tersebut kebanyakan akibat mobil menerjang genangan banjir yang tinggi.
Penanganan khusus usai kebanjiran juga terbilang begitu menentukan. Untuk di Honda Gajah Mada, ada tiga kategori kerusakan, yaitu ringan, sedang, dan berat. Nanang mengatakan, paling parah adalah terjadi water hammer dan kelistrikan yang bermasalah. Kasus tersebut kebanyakan akibat mobil menerjang genangan banjir yang tinggi.
“Mobil mati di tengah banjir. Itu ada CR-V GRE gen III, (genangan) 1 meter lebih kemarin tetap diterobos di depan Hotel Tentrem ketika parah-parahnya banjir di Semarang. Akhirnya overhaul, untuk biaya total sementara Rp 25 juta. Kelistrikan dan lain sebagainya sparepart belum ready, jadi baru mesin,” ucapnya. Sementara ini, Nanang mengatakan, ada 7 mobil kebanjiran yang ditangani Honda Gajah Mada Semarang, sampai artikel ini ditayangkan. “2 unit overhaul, 1 trouble kelistrikan. Sisanya aman, mesin dan elektrikal setelah dicek enggak ada masalah,” lanjutnya.
Kepala Bengkel Mitsubishi Bumen Redja Abadi Semarang Ali Yusuf mengatakan, bukan berarti 100 persen langsung rusak, mobil yang terkena banjir juga tetap berpeluang selamat.
“ECU yang katanya paling sensitif, nyatanya aman. Ada 6 unit yang kita tangani, semua aman, yang rusak kebanyakan sensor SRS (airbag),” ujar Ali.